Bandung – Mengingat
masih rendahnya pelaporan dari RS dan masih sedikitnya RS yang
menggunakan SIMRS karena mahalnya biaya pengembangan IT maka Ditjen Bina
Upaya Kesehatan menawarkan salah satu solusi untuk hal tersebut dengan
membuat Sistem Informasi Manajemen RS Generik Open Source (SIMRS GOS)
yang sangat dimungkinkan untuk dikembangkan dan disesuaikan oleh
masing-masing rumah sakit, demikian sambutan Sekretaris Ditjen BUK yang
dibacakan oleh Ketua Pokja IT RS Vertikal Dr. Achmad Soebagiyo T, MARS
pada acara Pertemuan Koordinasi IT RS Vertikal.
Open Source software adalah istilah yang
digunakan untuk software yang membuka/membebaskan source codenya untuk
dilihat oleh orang lain dan membiarkan orang lain mengetahui cara kerja
software tersebut dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada
pada software tersebut. Dan yang menarik dan salah satu keunggulannya
adalah bahwa open source software dapat diperoleh dan digunakan secara
gratis tanpa perlu membayar lisensi (sumber : Wikipedia).
Untuk mendapatkan SIMRS GOS Ditjen BUK
ini disyaratkan RS sudah mempunyai infrastruktur IT (Jaringan, Komputer
dan Server) dan SDM yang akan dilatih. Selain itu RS diharuskan
mengajukan permohonan kepada Sesditjen BUK yang akan ditindaklanjuti
kunjungan tim Pusat untuk melihat kesiapan infrastruktur di RS.
Pertemuan Koordinasi IT RS Vertikal ini
merupakan forum bagi praktisi TIK di Rumah Sakit Vertikal dan Kantor
Pusat Ditjen BUK untuk berbagi pengalaman dan menambah wawasan dalam
pengembangan TIK yang terkoordinir dan terarah. Pertemuan ini
direncanakan akan menjadi agenda rutin tiap tahunnya, dimana dalam
setiap pertemuan nantinya akan membahas isu-isu terbaru perihal
perkembangan Teknologi Informasi dan komunikasi (TIK) yang dapat di
adaptasi di rumah sakit maupun di Kantor Pusat Ditjen Bina Upaya
Kesehatan RI.
Dalam kesempatan ini dipaparkan mengenai
Pemanfaatan Jaringan VPN (Virtual Private Network) yang telah dipasang
di setiap RS Vertikal oleh Pusdatin Kemkes RI, Standarisasi Sistem
Informasi Manajemen RS untuk Menyediakan Pelayanan Kesehatan di
Indonesia yang Berorientasi Pengguna oleh Prof. Suhono Harso Supangkat,
CGEIT konsultan dari ITB.
Pertemuan ini ditutup dengan focus grup
discussion (FGD) mengenai IT Mandiri di RS, Standarisasi SIMRS, dan
Persiapan RS menyongsong BPJS dimana hasil FGD ini diharapkan menjadi
kesepakatan dan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti bersama dalam
rangka pengembangan IT di Rumah Sakit maupun Kantor Pusat Ditjen Bina
Upaya Kesehatan.
**Berita ini disiarkan oleh Subbagian Hubungan Masyarakat Ditjen Bina Upaya Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon 021-5277734 atau alamat e-mail : humas.buk@gmail.com